Komdigi Bikin Sistem Baru yang Batasi Game untuk Anak, Berlaku Tahun Depan
LKI Golkar – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi meluncurkan Indonesia Game Rating System (IGRS). Ini adalah sistem klasifikasi game yang dibagi berdasarkan kelompok usia pengguna.
Menkomdigi Meutya Hafid mengungkapkan kalau IGRS menjadi panduan bagi masyarakat dan orang tua untuk memilih game yang aman sesuai usia anak. Ia mengklaim kalau Indonesia menjadi negara pelopor di kawasan ASEAN yang memiliki sistem klasifikasi hame nasional sesuai nilai dan kearifan lokal.
“Penerapan IGRS ini dilakukan untuk melindungi industri gim, tapi di saat yang bersamaan juga melindungi para gamers, khususnya anak-anak,” kata Meutya, dikutip dari siaran pers Komdigi, Minggu (12/10/2025).
Meutya menyebut kalau penerapan IGRS juga menjadi bentuk pengawasan terhadap ruang digital sekaligus perwujudan PP TUNAS untuk melindungi anak-anak dari paparan konten yang tidak sesuai dengan usia.
Meutya mengatakan kalau sistem IGRS ini berlaku untuk semua game yang ada di Indonesia mulai tahun depan.
“Jadi, pada 2026, kita harapkan gim yang beroperasi di Indonesia sudah memiliki angka ratingnya,” katanya, dikutip dari Antara, Minggu (12/10/2025).
Sementara itu Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kemkomdigi Edwin Hidayat Abdullah menjelaskan kalau di IGRS, setiap pengembang gim diwajibkan melakukan penilaian untuk menentukan kategori usia permainan.
Komdigi pun bakal mengecek secara berkala untuk memastikan klasifikasi usia sesuai dengan konten yang ditampilkan.
“Misalnya (gim) 7 tahun ke atas, berarti anak umur 3 tahun atau 4 tahun tidak boleh main. Kalau gim itu ada unsurnya di situ adalah kekerasan, yang tidak cocok untuk anak-anak, dia mencantumkan (label) 18+,” ujar Edwin.
Apabila ditemukan gim yang tidak sesuai dengan klasifikasinya, Kemkomdigi akan meminta pengembangan menyesuaikan klasifikasi sesuai dengan isi konten. Apabila terdapat unsur-unsur yang dilarang seperti pornografi atau perjudian, maka Kemkomdigi akan menutup akses gim tersebut.
“Semua gim di semua platform, mau gim yang dibuat ataupun user-generated content selama itu yang memainkan anak-anak Indonesia, diedarkan di Indonesia, wajib mencantumkan (label usia),” kata Edwin menegaskan.
