Hadapi Era Multipolar Keuangan, Misbakhun Minta Indonesia Tingkatkan Kesiapan
LKI Golkar – Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pentingnya langkah proaktif Indonesia dalam menghadapi dinamika arsitektur sistem pembayaran global yang kian berubah. Ia menilai, strategi yang tepat diperlukan agar Indonesia tidak tertinggal dalam era multipolar keuangan dunia.
Politikus Partai Golkar itu menyoroti perkembangan kerja sama keuangan di antara negara-negara BRICS yang tengah mengkaji penggunaan mata uang bersama. Menurutnya, wacana tersebut adalah peluang besar yang tidak boleh diabaikan oleh Indonesia.
“Sistem keuangan global sedang bergerak menuju multipolar, tidak lagi bergantung pada satu mata uang dominan. Dalam konteks ini, BRICS bisa menjadi alternatif penting bagi negara berkembang seperti Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Selasa (29/7).
Peluang dan Tantangan BRICS
Misbakhun menyebut, penguatan kerja sama ekonomi melalui BRICS berpotensi mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan konvensional sekaligus membantu Indonesia menghadapi volatilitas pasar global. “Kita menyaksikan evolusi dalam arsitektur keuangan global.
Wacana pengembangan sistem pembayaran dan mata uang BRICS merupakan respons logis terhadap dinamika tersebut,” tuturnya.
Ia menekankan bahwa fondasi kesiapan Indonesia ada pada penguatan infrastruktur sistem pembayaran domestik. Keberhasilan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) menjadi bukti kemampuan Indonesia membangun sistem keuangan mandiri, efisien, dan berdaulat. Infrastruktur ini, lanjutnya, akan mendukung interoperabilitas jika BRICS mengembangkan sistem pembayaran internasional di masa depan.
Antisipasi Teknologi Keuangan Global
Misbakhun juga menyoroti tren negara-negara BRICS yang semakin aktif menggunakan Central Bank Digital Currency (CBDC) serta meningkatnya penggunaan aset kripto untuk transaksi lintas negara. Beberapa bank besar, seperti Sberbank dan VTB, bahkan sudah mengintegrasikan BRICS Pay sebagai gerbang pembayaran internasional.
Meski begitu, ia menekankan pentingnya kerangka regulasi yang adaptif dan aman. Misbakhun mendorong Bank Indonesia melakukan kajian mendalam terkait potensi integrasi dengan sistem keuangan BRICS, serta meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menelaah risiko dan manfaat yang mungkin muncul.
Diversifikasi Mata Uang dan Peningkatan Kapasitas Domestik
Misbakhun menegaskan bahwa diversifikasi mata uang untuk transaksi internasional harus disiapkan dengan matang. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapabilitas domestik, mulai dari infrastruktur teknologi hingga literasi keuangan masyarakat. “Dengan langkah yang tepat, Indonesia bisa memanfaatkan peluang global ini untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional,” pungkasnya.