Bahlil: Proyek waste to energy tunggu rekomendasi Danantara
LKI Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa proyek pengolahan sampah menjadi listrik (waste to energy) masih menunggu hasil kajian dan verifikasi dari perusahaan bernama Danantara.
Menurut Menteri Bahlil, setelah Danantara menyelesaikan kajian dan memilih perusahaan yang layak, maka perusahaan tersebut akan direkomendasikan untuk mendapatkan izin dari Kementerian ESDM. Setelah itu, barulah mereka bisa menandatangani kontrak jual beli listrik dengan PLN.
“Jadi nanti Danantara yang menilai dulu. Setelah itu, perusahaan yang terpilih akan diberikan izin oleh Kementerian ESDM,” ujar Bahlil saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa saat ini masih dikaji metode terbaik untuk mengubah sampah menjadi listrik, apakah melalui proses pembakaran langsung atau menggunakan teknologi biomassa. Kajian ini dilakukan oleh tim teknis dari ESDM bersama dengan tim dari Danantara.
“Secara teknis sedang dikaji mana yang paling cocok. Tim teknis dari kami dan Danantara sedang memvalidasi perusahaan mana saja yang memenuhi syarat,” tambahnya.
Keputusan akhir mengenai perusahaan yang akan membangun fasilitas ini akan ditentukan berdasarkan hasil studi kelayakan (feasibility study) dari Danantara.
Pemerintah juga sedang menyiapkan aturan resmi tentang pemanfaatan sampah menjadi energi listrik. Aturan ini akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) dan ditargetkan selesai bulan ini. Nantinya, PLN akan membeli listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) tersebut.
Proyek ini semakin didorong untuk dipercepat setelah Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka. Dalam rapat tersebut, Presiden meminta agar proses perizinan dipersingkat dari enam bulan menjadi tiga bulan, agar proyek bisa selesai dalam waktu maksimal 18 bulan.
Pemerintah menargetkan pembangunan PLTSa di 30 kota besar di Indonesia, dengan kapasitas produksi listrik sekitar 20 megawatt (MW) di setiap kota.
